Kamis, 30 Oktober 2014

  Natural Resouces
      Sumber daya alam (SDA) (natural resource) adalah seluruh potensi yang dimiliki alam dan dapat dikembangkan dalam proses produksi sehingga dapat digunakan untuk kebutuhan hidup manusia. Sumber daya alam (SDA) terbentuk karena adanya kekuatan alamiah, misalnya tanah, air, udara, dan bahan tambang. Oleh karena itu, pada dasarnya sumber daya alam (SDA) telah tersedia bersama terbentuknya bumi ini. Namun, potensi sumber daya alam (SDA) tersebut tidak akan bermanfaat jika tidak diolah. Sebagai contoh, minyak bumi merupakan benda cair yang mungkin dianggap tidak bermanfaat, sampai manusia mempelajari cara menggunakannya, mengambil atau menyedot dari dalam tanah, dan memisahkannya hingga menjadi bermacam-macam bahan bakar.



     Sumber daya alam (SDA) yang terdapat di bumi ini sangat banyak dan beragam. Penggolongan SDA pada umummnya didasarkan pada terbentuknya yang dibedakan menjadi dua jenis, yaitu sumber daya alam (SDA) yang dapat diperbaharui dan sumber daya alam (SDA) yang tidak dapat diperbaharui.

  • SDA yang Dapat Diperbarui (Renewable Resources): SDA yang dapat diperbarui (renewable resources) adalah sumber daya alam yang dapat pulih keberadaannya atau dapat dikembalikan persediaannya dalam waktu yang cepat. Contoh SDA yang dapat diperbarui adalah air. Udara, cahaya matahari, tanah (kesuburannya). tanaman pertanian. dan kehutanan.
  • SDA yang Tidak Dapat Diperbarui (Unrenewable Resources): SDA yang tidak dapat diperbarui (Unrenewable Resources) adalah sumber daya alam yang tidak dapat pulih keberadaannya atau tidak dapat dikembalikan persediaannya. Jenis SDA ini pada umumnya benda atau materi yang berasal dari alam yang memerlukan waktu yang sangat lama dalam pemulihannya. Sebagai contoh, batu bara dan minyak bumi merupakan SDA yang setiap hari dieksploitasi dan dipakai oleh manusia. sementara persediaannya tetap. Padahal. Untuk mengembalikan SDA tersebut memerlukan waktu ribuan bahkan jutaan tahun.

     Pemanfaatan energi angin sebenarnya bukan barang baru bagi umat manusia. Dalam www.awea.org disebutkan bahwa semenjak 2000 tahun lalu teknologi pemanfaatan sumber daya angin dan air sudah dikenal manusia dalam bentuk kincir angin (wind mills). Selain ramah lingkungan, sumber energi ini juga selalu tersedia setiap waktu dan memiliki masa depan bisnis yang menguntungkan. Kini sebagian besar negara maju di Eropa dan Amerika Serikat telah memanfaatkan sumber energi ini. Kapan tersedia di Indonesia, ya? Pada masa awal perkembangannya, teknologi energi angin lebih banyak dimanfaatkan sebagai sulih tenaga manusia dalam bidang pertanian dan manufaktur, maka kini dengan teknologi dan bahan yang baru, manusia membuat turbin angin untuk membangkitkan energi listrik yang bersih, baik untuk penerangan, sumber panas atau tenaga pembangkit untuk alat-alat rumah tangga. Menurut data dari American Wind Energy Association (AWEA), hingga saat ini telah ada sekitar 20.000 turbin angin diseluruh dunia yang dimanfaatkan untuk menghasilkan listrik. Kebanyakan turbin semacam itu dioperasikan di lahan khusus yang disebut “ladang angin” (wind farm).

Energi Alternatif 
     Di negara-negara Eropa, pemanfaatan sumber energi yang dapat diperbaharui diperkirakan bakal mencapai 8% dari permintaan energi di tahun 2005. Energi angin menjadi salah satu alternatif yang banyak dipilih dan sekaligus berfungsi mengurangi emisi gas karbondioksida (CO2) yang dihasilkan oleh perangkat sumber energi sebelumnya. Tujuh tahun belakangan ini, kapasitas energi angin terpasang di Eropa melonjak hingga 40% per tahun dan saat ini kapasitas tersebut dapat memenuhi kebutuhan listrik lebih dari 5 juta kepala keluarga. Industri energi tenaga angin diperkirakan bakal memiliki kapasitas 40.000 MW (mega Watt) yang dapat mencukupi kebutuhan listrik untuk 50 juta kepala keluarga pada tahun 2010. Lima belas tahun lalu, energi angin belum terpikirkan untuk menjadi sumber energi komersil, akan tetapi kini telah ada sekitar 60 perusahaan penyedia tenaga angin komersial diseluruh dunia dan kebanyakan berada di Eropa. Lebih dari 10 bank terbesar Eropa dan 20 lembaga ekonomi Eropa menanamkan modal pada bidang energi angin, dan tak terhitung lagi perseorangan atau perusahaan yang memanfaatkan atau berperan dalam mengembangkan teknologi ini. Industri ini juga menyerap lumayan banyak tenaga kerja, sehingga potensial untuk mengurangi angka pengangguran. Sebagai contoh di Denmark saja, sekitar 8.500 orang tertampung dalam bidang industri energi angin, dan 4000 peluang kerja di luar Denmark tercipta dari bisnis ini. Jumlah pekerja yang terlibat dalam industri energi angin di Eropa diperhitungkan mencapai lebih dari 20.000 orang.

Ramah Lingkungan 
     Energi angin adalah energi yang relatif bersih dan ramah lingkungan karena tidak menghasilkan karbon dioksida (CO2) atau gas-gas lain yang berperan dalam pemanasan global, sulphur dioksida dan nitrogen oksida (jenis gas yang menyebabkan hujan asam). Energi ini pun tidak menghasilkan limbah yang berbahaya bagi lingkungan ataupun manusia. Meski demikian, harap diingat bahwa sekecil apapun semua bentuk produksi energi selalu memiliki akibat bagi lingkungan. Hanya saja efek turbin angin sangat rendah, bersifat lokal dan mudah dikelola. Di samping itu turbin atau kincir angin memiliki pesona tersendiri dan menjadi atraksi wisata yang menarik, seperti misalnya saja kincir-kincir angin di negeri Belanda. Dari hasil perhitungan yang dilakukan AWEA juga memperlihatkan bahwa turbin angin sangat efektif untuk mengurangi emisi gas karbon dioksida (CO2), gas utama penyebab efek rumah kaca. Turbin angin tunggal dengan daya 750 kW (kilo Watt), bentuk turbin yang banyak dipasang di tempat penghasil sumber tenaga angin diseluruh dunia, menghasilkan kira-kira 2 juta kWh (kilo Watt hour) daya listrik dalam setahun. Berdasar ukuran rata-rata campuran bahan bakar di Amerika Serikat (AS), kira-kira dari setiap kWh yang digunakan akan menghasilkan 1,5 pon CO2. Ini berarti setiap turbin angin biasa akan mencegah emisi sebesar 2 juta kWh x 1,5 pon CO2/kWh =3 juta pon CO2 atau 1,5 ton CO2 pertahun. Menurut Wackemagel dalam Our Ecological Footprint, sepetak lahan hutan menyerap kurang lebih 3 ton CO2 per hektar pertahun. Jadi sebuah turbin angin sebesar 750 kWh dapat mencegah emisi CO2 sebesar yang dapat diserap oleh hutan seluas setengah hektar. Dan sekitar 3 miliar kWh yang diproduksi oleh sumber energi angin California dalam setahun akan mampu menyingkirkan emisi CO2 sebesar 4,5 miliar pon (2,25 ton) atau jumlah yang baru terserap oleh hutan seluas 1.900 km persegi!

Fungsional dan Estetis 
     Ladang angin biasanya terdiri dari 20 turbin yang didirikan di lokasi seluas 1 km2. Namun tentu saja tidak semua bagian tanah dipergunakan untuk bangunan turbin, karena hanya sekitar satu persen saja dari keseluruhan luas tanah yang dipakai. Sisa lokasi yang lowong, pada kasus di beberapa negara Eropa, dapat dipergunakan sebagai lahan pertanian atau taman. Jadi selain fungsional, kawasan ladang angin biasanya juga tampil estetis. Selain teknologi turbin yang terpasang di wind farm yang terletak di daratan, kini juga dikembangkan turbin angin yang dibangun di lepas pantai. Wind farm lepas pantai dinilai lebih menguntungkan karena ditempat tersebut kecepatan angin rata-rata lebih tinggi dibanding ladang angin di darat dan tidak menyita lahan yang cukup luas di darat.


Rabu, 29 Oktober 2014

Lahan Basah di Tibet Dukung Siklus Ekologi



     Secara harfiah, ekologi mengakar pada dua kata dari bahasa Yunani yakni Oikos dan juga Logos. Oikos berarti rumah atau tempat untuk hidup. Kemudian Logos adalah ilmu. Jadi, bisa disimpulkan bahwapengertian ekologi secara sederhana adalah ilmu yang mempelajari mahluk hidup di dalam rumahnya, atau bisa juga dikatakan bahwa ekologi adalah ilmu mengenai rumah tangga mahluk hidup. Sebagian ilmuan juga menyepakati bahwa pengertian ekologi tak lain adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari hubungan antara organisme dengan lingkungannya. Lebih spesifik lagi, pengertian ekologi bagi sebagian orang adalah ilmu yang bmencoba untuk memahami dan mempelajari hubungan antara binatang, tumbuhan, manusia dan juga lingkungannya, bagaimana mereka hidup, dimana mereka hidup, juga mengapa mereka berada di lingkungan tersebut.

     Pengertian ekologi ini memang beragam, namun jika dicermati, kita bisa menarik kesimpulan bahwa inti dati ilmu ini adalah abiotik dan juga biotik. Abiotok adalah segala sesuatu yang tak hidup sementara biotok merujuk pada organisme-organisme makhluk hidup.

     Terkait pengertian ekologi, berdasarkan kajian sejarah, tokoh yang sangat berperan adalah Ernest Haeckel. Ia adalah seorang ilmuan Biologi yang berasal dai Jerman. Ia merumuskan bahwa dalam kajian ilmiah, ekologi sebagai ilmu telah diaplikasikan sejak dahulu kala dan semakin berkembang seiring dengan perjalanan waktu dan juga selaras dengan evolusi akal manusia. Jika didasarkan pada perkembangan tersebut, maka ekologi dibagi ke dalam dua kategori yakni Enviromental Science dan juga Enviromental Biology. Dalam lingkup pengertian ekologi, kita bisa menyimpulkan bahwa aia dalah dasar dari semua pokok ilmu lingkungan, karena itu ia sering juga disebut dengan istilah Ilmu Lingkungan. Meski demikian, ekologi sebenarnya memiliki cakupan yang lebih sempit ketimbang ilmu lingkungan. 


Resume dari Video diatas :
     Lahan basah di daerah otonomi Tibet, merupakan lahan basah terbesar di China, menyokong keberadaan padang rumput Tibet Utara.  Terletak di dataran setinggi lebih dari 4000 meter diatas permukaan laut, Danau Serling Tso adalah tempat tenang dengan tumbuhan dan hewan yang melimpah. Air birunya terasa sedikit asin, seperti air laut. Penduduk setempat berkata, danau telah meluas. Permukaan airnya meninggi hampir semeter dibandingkan tahun lalu.

[Lei Guilong, Biro Kehutanan Daerah Otonomi Tibet]:
"Survei menunjukkan daerah basah Tibet telah meningkat sejak survei pertama. Selain itu, 90% tanah basah telah mempertahankan kondisi protogenetik." 

     Danau Serling Tso dan 20 danau lainnya telah membuat perlindungan lahan tanah basah, menjadikan daerah ini sebagai habitat ideal bagi bebek langka. Ada sekitar 100 jenis burung tinggal disana.  Tibet memiliki lebih dari 1.500 danau. Ini adalah lebih dari enam juta hektar.

[Liu Wulin, Institut Survey & Perencanaan Hutan Tibet]:
"Lahan basah di Tibet sangat penting tidak hanya di Tibet, tetapi juga di seluruh negeri. Ini tak hanya menyediakan tempat bagi kijang Tibet, tetapi juga tempat pembiakan bagi spesies penting, seperti burung bangau leher hitam, angsa, dan bebek." 

     Dua survei dilakukan untuk memastikan luas lahan basah di Tibet. Survei pertama tahun 1996 hingga 2000, menunjukkan 15 juta hektar dengan 17 varietas, yang terdiri dari empat jenis lahan basah, termasuk danau, rawa, sungai, dan lahan basah buatan.